"Gantian, kowe kan uwis nganggo, aku durung, gantian to...." begitulah riuh anak-anak yang sedikit berebut dalam memainkan permainan tradisional bakiak. Mereka yang berjumlah 16 orang sangat antusias mengikuti permainan tradisional bakiak yang diadakan oleh salah satu rekan KKN, saudara Eka Nursusila yang notabene jurusannya adalah PGSD Penjas di halaman Masjid An Nur Punukan.
Bakiak adalah salah satu permainan
tradisional yang bahannya dibuat dari papan kayu panjang seperti seluncur es yang
sudah dihaluskan (diamplas) dan diberi beberapa selop
diatasnya, biasanya untuk 2-3 orang. Dari suatu sumber mengatakan bahwa istilah "Bakiak" bukan dari bahasa Jawa melainkan dari bahasa Tionghoa. Dulu para bangsawan wanita memakai alas kaki yang disebut Hok-kia kemudian dalam dialek menjadi Bak-kia.
Istilah bakiak bukan
bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa. Karena asal muasal
bakiak adalah dari Tiongkok yang telah dipakai oleh bangsawan wanita
sejak zaman Dinasti Han atau sebelumnya pada abad 2 Sebelum Masehi,
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
Istilah bakiak bukan
bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa. Karena asal muasal
bakiak adalah dari Tiongkok yang telah dipakai oleh bangsawan wanita
sejak zaman Dinasti Han atau sebelumnya pada abad 2 Sebelum Masehi,
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
Istilah bakiak bukan
bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa. Karena asal muasal
bakiak adalah dari Tiongkok yang telah dipakai oleh bangsawan wanita
sejak zaman Dinasti Han atau sebelumnya pada abad 2 Sebelum Masehi,
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
Istilah bakiak bukan bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
Memainkan bakiak biasanya secara
berkelompok atau tim, masing-masing tim berlomba untuk sampai ke
finish. Permainan ini menguji ketangkasan, kepemimpinan, kerja sama,
kreatifitas, wawasan serta kejujuran.
Meskipun saat ini teknologi sudah canggih, banyak game yang dapat dimainkan di komputer atau gadget, permainan tradisonal masih tetap diminati. Sayangnya karena terkendala peralatan, permainan ini jarang dimainkan.
"Ini adalah upaya kami untuk melestarikan budaya asli Indonesia yang kaya akan makna". (sur)