Sabtu, 30 Juli 2016

Bakiak: Permainan Tradisional yang Melegenda

           "Gantian, kowe kan uwis nganggo, aku durung, gantian to...." begitulah riuh anak-anak yang sedikit berebut dalam memainkan permainan tradisional bakiak. Mereka yang berjumlah 16 orang sangat antusias mengikuti permainan tradisional bakiak yang diadakan oleh salah satu rekan KKN, saudara Eka Nursusila yang notabene jurusannya adalah PGSD Penjas di halaman Masjid An Nur Punukan.

           Bakiak adalah salah satu permainan tradisional yang bahannya dibuat dari papan kayu panjang seperti seluncur es yang sudah dihaluskan (diamplas) dan diberi beberapa selop diatasnya, biasanya untuk 2-3 orang. Dari suatu sumber mengatakan bahwa istilah "Bakiak" bukan dari bahasa Jawa melainkan dari bahasa Tionghoa. Dulu para bangsawan wanita memakai alas kaki yang disebut Hok-kia kemudian dalam dialek menjadi Bak-kia.
Istilah bakiak bukan bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa. Karena asal muasal bakiak adalah dari Tiongkok yang telah dipakai oleh bangsawan wanita sejak zaman Dinasti Han atau sebelumnya pada abad 2 Sebelum Masehi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
Istilah bakiak bukan bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa. Karena asal muasal bakiak adalah dari Tiongkok yang telah dipakai oleh bangsawan wanita sejak zaman Dinasti Han atau sebelumnya pada abad 2 Sebelum Masehi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
Istilah bakiak bukan bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa. Karena asal muasal bakiak adalah dari Tiongkok yang telah dipakai oleh bangsawan wanita sejak zaman Dinasti Han atau sebelumnya pada abad 2 Sebelum Masehi,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
Istilah bakiak bukan bahasa asal Jawa, tetapi adalah asal bahasa Tionghoa.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/anthonytjio/bakiak-asal-dari-mana_54f763eaa33311e3348b47b4
          Memainkan bakiak biasanya secara berkelompok atau tim, masing-masing tim berlomba untuk sampai ke finish. Permainan ini menguji ketangkasan, kepemimpinan, kerja sama, kreatifitas, wawasan serta kejujuran.

         Meskipun saat ini teknologi sudah canggih, banyak game yang dapat dimainkan di komputer atau gadget, permainan tradisonal masih tetap diminati. Sayangnya karena terkendala peralatan, permainan ini jarang dimainkan.

          "Ini adalah upaya kami untuk melestarikan budaya asli Indonesia yang kaya akan makna". (sur)

Jumat, 29 Juli 2016

Punukan: Kota Nuansa Pedesaan


         Mentari pagi bersinar di ufuk timur, menyinari area persawahan yang hijau. Embun-embun mahligai diatas rerumputan, bersinar bak mutiara. Pemandangan menakjubkan diarea persawahan RT 02, RW 01 Punukan. “Kota nuansa pedesaan”, begitulah ujar Bapak Ngatijan, tetangga kami yang sangat baik. Rumahnya di dekat posko KKN kami.


       Wilayah Punukan berada sekitar 1 km kearah Barat dari Alun-alun Wates. RW 01 Punukan ini terdiri dari 4 RT dengan total luas wilayah sekitar 64 hektar. Ketua RW 01 Punukan adalah Bapak Jemiran, ketua RT 01 Bapak Suprapto, Ketua RT 2 Bapak Hermanto, Ketua RT 3 Moh. Malikudin dan Ketua RT 4 Bapak Suprihatin Sumarjo, S. Pd. Jumlah KK di RW 01 Punukan adalah 180 KK dengan mata pencaharian penduduknya yang beragam. (sur)

Perjuangan Menembus Keterbatasan: PAUD Sembadra



          PAUD Sembodro berada di RW 01 Punukan, Kelurahan Wates, Kec. Wates, Kab. Kulon Progo. PAUD ini sebelumnya bertempat di teras rumah Bapak Jemiran selaku Bapak RW 01 Punukan. Namun karena proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara maksimal akhirnya PAUD dipindahkan ke bangunan PAUD sederhana yang berasal dari swadaya masyarakat yang terkadang sewaktu hujan deras kebanjiran.

         “Kami berjuang keras dalam mendirikan PAUD ini mas, terutama dalam hal pendanaan, kami tidak berani memungut biaya SPP yang tinggi ke orang tua karena mayoritas orang tua murid adalah keluarga yang kurang mampu. Untuk dana kami meminta donator dengan door to door”, penjelasan dari bu Endang selaku pengelola PAUD.

          “Untuk pengajar PAUD hanya dua orang, kami pun disini juga keikhlasan kami, meskipun mungkin hanya bisa untuk “beli sabun”, karena sebenarnya kami merasa kasihan mas, karena murid kami yang disini ada yang berasal dari keluarga broken home, mereka adalah anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya”, ujar bu Par selaku pengajar PAUD.

            Meskipun dengan bangunan yang sederhana dan juga tenaga pengajar yang dibayar secara sukarela, PAUD ini tetap berjalan baik dengan murid sejumlah 15 anak. Anak-anak tetap antusias mengikuti kegiatan PAUD. “Kami sangat berharap uluran dari berbagai pihak”. (sur)

Mohon maaf lahir batin ya: Syawalan 1437H Punukan


              Bulan puasa telah kita lampaui dengan sukacita. Tibalah kita di bulan Syawal, bulan dimana kita saling bersilaturahim, senantiasa berharap dan saling mendoakan agar pahala kita selama bulan puasa diterima dan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT.

               Momentum bulan Syawal yang istimewa ini tak terlewatkan sedikitpun oleh warga RW 01 Punukan. Para warga berbondong-bondong menghadiri acara Pengajian Syawalan dan Halal Bihalal Keluarga Besar RW 01 Punukan yang diselengarakan hari Minggu malam 24 Juli 2016.

              Acara Syawalan ini dihadiri oleh kurang lebih 350 tamu undangan. Ibu Asfiyah selaku camat Wates dan Bapak Agus selaku lurah Wates beserta perangkat kelurahan juga hadir dalam acara ini. Acara ini juga dapat terselenggara berkat dukungan seluruh warga RW 01 Punukan, Karang Taruna Punukan dan juga KKN UNY 247 D.

             Sebelum pengajian syawalan dimulai, terlebih dahulu ada penampilan dari Kelompok Hadroh RW 01 Punukan dan juga penampilan dari group musik elektone Ala Khadar. Pengajian diisi oleh ustadz Rujito sekaligus memandu ikrar halal bihalal. Pengajian berjalan dengan lancar.

           Taqabalallahu minna wa minkum, shiyamana wa syimakum. Mohon maaf lahir batin ya. Semoga kita masih diberikan kesempatan agar dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan dan bulan Syawal tahun depan. Aamiin. (sur)